Benghazi, Libya (ANTARA News) - Pemberontak Libya siap melakukan gencatan senjata asalkan pasukan Moammar Gaddafi menghentikan serangan terhadap kota-kota yang mereka kuasai, kata ketua Dewan Peralihan Nasional Mustafa Abdul Jalil seperti dikutip AFP, Jumat. Pernyataan itu disampaikan dua hari setelah pemberontak dihalau dari sejumlah daerah minyak penting di Libya timur yang dua kali mereka kuasai selama pemberontakan beberapa pekan yang bertujuan menggulingkan Gaddafi.

"Kami menyetujui gencatan senjata dengan syarat suadara-saudara kami di sejumlah kota barat bisa mengungkapkan kebebasan berpendapat dan pasukan yang mengepung kota-kota itu ditarik," kata Abdul Jalil kepada wartawan setelah pertemuan dengan utusan khusus PBB Abdul Ilah Khatib.

Namun, ia menambahkan, revolusi masih tetap bertujuan menggulingkan pemerintah Gaddafi.

"Tujuan dari revolusi adalah pembebasan Libya, penyatuan wilayahnya dan menjadikan Tripoli sebagai ibukotanya," katanya.

Jika Anda menemukan diri Anda bingung dengan apa yang Anda sudah membaca hingga saat ini, jangan putus asa. Semuanya harus jelas pada saat Anda selesai.

Pada jumpa pers itu ia tampaknya melunak dari tuntutan-tuntutan pemberontak sebelumnya agar Gaddafi dibawa ke pengadilan dan mengatakan, "Tuntutan utama kami adalah kepergian Moammar Gaddafi dan putra-putranya dari Libya."

Khatib mengatakan, ia telah bertemu dengan para pejabat pemerintah Gaddafi di Tripoli dan mendesak dilaksanakan gencatan senjata, pencabutan pengepungan kota-kota barat dan pemberian akses bagi bantuan kemanusiaan.

"Kami tidak menginginkan pengumuman gencatan senjata. Kami menginginkan gencatan senjata nyata," kata Khatib pada jumpa pers bersama itu seraya menambahkangencatan senjata itu harus "terpercaya, efektif dan bisa dibuktikan".(*)

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com