Denpasar (ANTARA News) - Pihak Ditreskrim Polda Bali akan memanggil para aktor yang membintangi film "Cowboys in Paradise" sebagai upaya penyelidikan atas dugaan telah terjadi pelanggaran dalam pembuatan film tersebut. "Kami telah merencanakan untuk memanggil para pemain yang tampil dalam film Cowboys in Paradise, yang sebagian adalah warga yang diketahui menetap di Bali," kata Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar, di Denpasar, Rabu.

Ia menyebutkan, pemanggilan para aktor dalam film yang mengundang kontroversi berbagai kalangan di Pulau Dewata itu diperlukan untuk menggali sejumlah keterangan.

"Kami akan panggil mereka untuk dimintai keterangan, termasuk untuk mengetahui asal-usul pembuatan film tersebut," kata Kombes Sugianyar menjelaskan.

Namun demikian, Sugianyar mengaku belum dapat memastikan hari yang tepat untuk pemanggilan itu. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini kami dapat laksanakan," ucapnya.

Ditanya apakah kemungkinan sutrada film itu bisa dijadikan tersangka, ia mengatakan, masih perlu pendalaman lebih lanjut.

"Sepanjang ada bukti dan saksi bahwa pembuatan film tersebut merupakan sebuah pelanggaran, tentu sutradaranya dapat ditetapkan sebagai tersangka pelaku atas aksi tersebut," katanya.

Dikatakan, untuk menjadikan seseorang sebagai tersangka, tentu harus didukung keterangan saksi dan bukti yang cukup. Tanpa itu, polisi tidak bisa melakukannya.

Is everything making sense so far? If not, I'm sure that with just a little more reading, all the facts will fall into place.

Pemanggilan terhadap para pemain yang tampil dalam film "Cowboys in Paradise", antara lain juga bertujuan untuk dapat mengumpulkan data-data mengenai kemungkinan terjadinya perbuatan pidana dalam proses pembuatan film, katanya.

Sementara salah seorang aktor yang ditemui ANTARA di tempat kerjanya di kawasan Kuta mengaku tidak tahu jika dirinya telah diperankan dalam sebuah film dokumenter.

"Saat saya diminta berakting untuk diambil gambar, saya tidak tahu kalau itu untuk adegan film. Masalahnya, kru yang terlibat dalam pengambilan gambar saat itu hanya menyebutkan untuk kepentingan koleksi," kata Argo (28) sembari menyebut bahwa dirinya bukan lelaki pemuas nafsu seksual atau gigolo.

Ia mengatakan, kemunculan film tersebut di internet telah membuat dirinya yang berprofesi sebagai instruktur surfing di salah satu sekolah di Kuta, kerap dipandang negatif oleh keluarga dan teman-temannya.

"Kami enggak tahu kalau gambar yang diambil yang katanya hanya dijadikan koleksi pribadi, malah kemudian berbuntut seperti ini," kata Argo yang berperan sebagai gigolo dalam film tersebut.

Film "Cowboys in Paradise" garapan sutradara Amit Virmani merupakan film dokumenter yang mengisahkan sepak terjang para gigolo hingga menjadikan Bali sebagai tujuan wisata yang menarik bagi para turis asing perempuan.

Masyarakat protes lantaran film yang kini beredar di internet itu, pengambilan gambarnya dilakukan di Pantai Kuta. Hal tersebut dinilai telah merusak citra pariwisata Pulau Dewata yang lebih mengedepankan seni dan budaya.

(ANT/S026)