Yogyakarta (ANTARA News) - Wali Kota Yogyakarta, Herry Zudianto, Kamis, menjamas pusaka Tombak Kiai Wijaya Mukti milik Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tombak Kiai Wijaya Mukti merupakan pusaka kebesaran milik Pemkot Yogyakarta yang sebelumnya pusaka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang diserahkan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X pada 7 Juni 2000.

"Jamasan bertujuan membersihkan pusaka karena setiap benda yang dimiliki seseorang harus dalam kondisi bersih, sehingga tetap awet dan terawat termasuk untuk melestarikan kebudayaan Jawa," kata Pengageng Abdi Dalem Keprajan Pemkot Yogyakarta Kanjeng Mas Tumenggung Purwantodipuro di sela-sela prosesi jamasan di halaman air mancur komplek Balai Kota Yogyakarta.

Dalam dimensi vertikal, katanya, jamasan bermakna pasrah diri dan ketaatan manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan dalam dimensi horizontal mengadung arti bahwa seorang pemimpin harus memiliki sikap tanpa pamrih untuk melayani rakyatnya.

Hopefully the information presented so far has been applicable. You might also want to consider the following:

Jamasan pusaka kebesaran Pemkot Yogyakarta tersebut dimulai dengan mengoleskan jeruk nipis di mata tombak untuk membersihkan karat yang disusul dengan ritual menyiramnya dengan air, mengeringkan dengan kawul, memberikan warangan, dan mengoleskan minyak cendana.

Tombak pusaka memiliki panjang keseluruhan 3 meter dengan pamor "wos mutah wengkon" dengan "dhapur kudhuping gambir", dan "landean" sepanjang 2,5 meter terbuat dari kayu walikun.

Sebelum diserahkan kepada Pemkot Yogyakarta, tombak tersebut disimpan di Bangsal Pracimosono. Tombak tersebut dibuat pada 1921 saat masa pemerintahan Sri Sultan HB VIII.

Seusai melakukan jamasan pusaka milik Pemkot Yogyakarta, para abdi dalem kemudian meneruskan penjamasan pusaka milik pejabat Pemkot Yogyakarta lainnya seperti keris dan tombak.(*)