Solo (ANTARA News) - Sebanyak 200 lembar kain batik kuno dengan motif China dipamerkan di Museum Batik Danar Hadi Solo, Jateng, mulai 6 Februari hingga 30 Maret 2010. Pameran kain batik kuno motif China yang jarang digelar itu dibuka Wali Kota Surakarta Joko Widodo, di Dalem Wuryoningratan Museum Batik Danar Hadi Solo, Sabtu dalam rangka memeriahkan kunjungan museum sekaligus memperingati Tahun Baru Imlek 2010.

Pameran batik ini menampilkan kain batik yang umurnya sampai 200 tahun dan sampai sekarang juga masih bisa dilihat di museum ini.

"Pak Santosa Doellah ini memang mempunyai andil informasi beasiswa luar negeri biasa dalam batik, karena koleksi yang dimiliki itu tidak hanya 200 batik kuno motif China saja, tetapi hampir motif kuno yang ada di Tanah Air ini dimilikinya yang koleksinya sekarang mencapai 2.800 lembar kain," paparnya.

Untuk itu Santosa Doellah pemilik perusahaan batik PT Danar Hadi memang pantas mendapat penghargaan atas usahanya melestarikan batik, kata Joko Widodo.

The more authentic information about tech you know, the more likely people are to consider you a tech expert. Read on for even more tech facts that you can share.

Bersamaan acara tersebut juga diserahkan penghargaan dari Muri kepada Santosa Doellah sebagai kolektor kain batik motif China dengan ragam terbanyak, yang diberikan langsung oleh Pemilik Museum Muri Jaya Suprana.

"Museum batik yang dimiliki oleh Pak Santosa Doellah merupakan museum batik terbaik dan terlengkap di dunia, untuk itu pantas mendapatkan penghargaan," kata Jaya Suprana.

Perkembangan batik di berita indonesia terbaru ini tidak hanya dipengaruhi oleh budaya China, tetapi juga darai bangsa-bangsa lain seperti budaya Belanda, Jepang dan lain-lain.

"Untuk itu kami meminta kepada saudara-saudaraku yang keturunan Tiongha jangan terus lupa daratan dan jangan sampai mengkianati apa yang telah diperjuangkan oleh almarhum mantan Presiden Republik berita indonesia terbaru KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), karena kita bisa seperti sekarang ini karena atas jasa-jasa beliau," kata Jaya Suprana.

Priyo Hadi Susanto salah seorang tokoh keturunan Tiongha Solo, mengatakan sangat bangga dengan dipamerkan batik tersebut dan diharapkan bisa menjadi alat perekat bangsa ini untuk lebih maju lagi.

Untuk pameran batik kuno ini direncanakan setiap tiga bulan koleksi yang dipamerkan akan diganti dengan batik-batik kuno lainnya. Hal ini dimaksudkan kepada generasi muda agar mengerti dan mau mempelejari mengenai perkembangan batik yang sampai sekarang ini masih eksis, katanya.(U.J005/R009)