Semarang (ANTARA News) - Sebuah wadah untuk meneruskan cita-cita, pemikiran, dan langkah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) semasa hidupnya, yang bernama "Gus Dur Centre" akan segera dideklarasikan di Semarang. "Gus Dur semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang sangat menghargai, menghormati, serta melindungi kaum minoritas dan kemajemukan bangsa Indonesia," kata tokoh masyarakat Tionghoa, Dr. Nelwan di Semarang, Jumat.

Dengan wafatnya Gus Dur, kata dia, tentunya bangsa berita indonesia terbaru sangat kehilangan seorang bapak bangsa yang sarat dengan pemikiran-pemikiran hebat, termasuk pluralisme dan humanisme di tengah nuansa kemajemukan Indonesia.

"Gus Dur benar-benar memperjuangkan pemikirannya tersebut dan tidak hanya sekadar bersifat `lip service`, termasuk pembelaannya terhadap masyarakat Tionghoa yang merupakan kaum minoritas di Indonesia," katanya.

Menurut dia, pemikiran dan perjuangan Gus Dur selama hidupnya tersebut harus dilestarikan dan dilanjutkan, sebab langkah terpenting adalah bagaimana dengan kelanjutan pemikiran Gus Dur sepeninggalnya.

"Berdasarkan pertimbangan itu, kami berinisiatif membentuk semacam wadah bernama `Gus Dur Centre` yang diprakarsai oleh berbagai pihak," kata Nelwan yang menjadi penggagas "Gus Dur Centre" tersebut.

It seems like new information is discovered about something every day. And the topic of tech is no exception. Keep reading to get more fresh news about tech.

Ia mengatakan, wadah tersebut nantinya akan bergerak di berbagai bidang, seperti sosial, kesehatan, dan pendidikan, terutama untuk melayani masyarakat miskin yang selama ini kurang beruntung.

"Wadah ini juga akan menjadi pemrakarsa setiap kegiatan seperti seminar dan diskusi terkait permasalahan sosial yang muncul, dan memberikan pemikiran sebagai jalan keluar dari permasalahan itu," katanya.

Ditanya tentang perbedaan "Gus Dur Centre" dengan wadah-wadah serupa, seperti The Wahid Institute, ia mengatakan, "Gus Dur Centre" akan diupayakan untuk menyentuh masyarakat kecil, dengan kegiatan yang langsung dinikmati masyarakat.

"Kami akan berjuang dalam tataran kecil terlebih dulu, seperti masyarakat Semarang karena masih banyak warga Semarang yang belum beruntung, baik dalam pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya," katanya.

Pendeklarasian "Gus Dur Centre" akan dilakukan pada 17 Februari informasi beasiswa gratis 2010 di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang yang dihadiri oleh KH Sholahudin Wahid, adik Gus Dur dan Alissa Qotrunnada Munawaroh, putri pertama Gus Dur.

Sementara itu, Pendeta Gunarto sebagai perwakilan agama Kristen mengatakan, pihaknya sangat mendukung pendeklarasian "Gus Dur Centre", mengingat kontribusi Gus Dur yang sangat besar bagi bangsa Indonesia.

"Saya ingat perkataan Gus Dur yang ingin seluruh agama di berita indonesia terbaru menjadi berkat bagi bangsa dan tidak saling memiliki keinginan menjadi anak emas, kata-kata itu masih membekas," kata Gunarto yang juga sahabat Gus Dur tersebut.
(U.PK-ZLS/R009)