Gresik (ANTARA News) - Menteri BUMN Mustafa Abubakar di Gresik, Jawa Timur, Sabtu, meresmikan empat proyek milik dua BUMN pupuk, PT Pupuk Kalimantan Timur dan PT Petrokimia Gresik. Proyek Pupuk Kaltim yang sudah rampung adalah pabrik pupuk majemuk Fusion unit 1 dan 2 di Bontang, kata Direktur Utama PT Pupuk Sriwijaya, selaku holding BUMN pupuk, Arifin Tasrif dalam sambutan pada acara tersebut.

Pabrik dengan investasi 14,6 juta dolar AS ini mampu memproduksi pupuk NPK (Nitrogen, fosfat, kalium) hingga 200 ribu ton per tahun.

Pembangunan pabrik yang dioperasikan Pupuk Kaltim tersebut memakan waktu 17 bulan dengan kontraktor pelaksana PT Timas Suplindo.

Proyek Pupuk Kaltim lainnya yang diresmikan adalah pengoperasian Unit Desalinasi (Pemurnian air laut) dengan teknologi Reverse Osmosis.

Unit desalinasi Pupuk Kaltim ini, lanjut Arifin Tasrif, mampu memproduksi raw condensate dengan kapasitas 100 m3 per jam. Raw condensate adalah bahan baku untuk pembuatan steam dalam proses produksi amoniak dan urea.

Besarnya investasi untuk pembangunan unit ini akan mencapai Rp54 miliar dengan jangka waktu pembangunan selama 15 bulan. Kontraktor pelaksana pembangunan adalah PT Metito Indonesia.

Sementara untuk fasilitas milik PT Petrokimia Gresik, kata Arifin Tasrif, adalah pembangunan pembangkit listrik batu bara berkapasitas 32 MW.

If you find yourself confused by what you've read to this point, don't despair. Everything should be crystal clear by the time you finish.

Total biaya investasi yang dibutuhkan bagi pembangkit mencapai 61 juta dolar AS. Sumber dana berasal dari pinjaman Bank Mandiri sebesar Rp358,3 miliar dan dana internal Petrokimia Gresik, katanya.

Arifin Tasrif mengatakan, proyek pembangkit nantinya mampu mengurangi penggunaan energi gas sebesar 11,7 mmscfd atau setara dengan penghematan biaya Rp155 miliar per tahun. "Proyek ini sekaligus akan mampu mengatasi krisis energi gas pabrik pupuk Petrokimia Gresik," katanya.

Proyek Petrokimia Gresik lainnya adalah dimulainya pembangunan pabrik asam fosfat PT Petro Jordan Abadi.

Pembangunan pabrik dengan kapasitas 200 ribu ton per tahun itu menelan investasi 200 juta dolar AS dengan jangka waktu penyelesaian selama 31 bulan.

Pabrik tersebut hasil kerja sama antara PT Petrokimia Gresik dengan Jordan Phosphate Mine Co. Plc (JPMC) melalui pembentukan perusahaan patungan PT Petro Jordan Abadi.

Dalam kesempatan tersebut diresmikan pula pembangunan terminal multi fungsi milik PT Pelindo III.

Sementara Menteri BUMN, Mustafa Abubakar mengingatkan keberadaan sejumlah fasilitas baru tersebut dapat meningkatkan nilai tambah industri dan kinerja BUMN pupuk.(*)

(F004/R009)