Surabaya (ANTARA News) - Puisi "Nyanyian Angsa" yang merupakan karya penyair WS Rendra (almarhum), Jumat malam, dipentaskan dalam sebuah play oleh 20 pemuda dan pemudi dari Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jawa Timur. Pementasan play di Auditorium Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya itu dimarakkan dengan penampilan anggota Teater Populer (pimpinan almarhum Teguh Karya) yakni Henky Solaiman dan aktor serta presenter Joe Richard. Pemain teater Henky Solaiman dan aktor Joe Richard terlibat aktif dalam play itu, sedangkan aktor cilik Albert "AFI" Junior dan Cilla turut dalam nyanyian pujian yang mengiringi pementasan play itu. "Drama `Nyanyian Angsa` berdurasi 1 jam 45 menit, tapi waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan sekitar 2 jam 30 menit sejak pukul 19:00 WIB," kata Ketua Panitia GKI De`Stage (GOD`S), Elika Kristianti Tjoendoko. Truthfully, the only difference between you and tech experts is time. If you'll invest a little more time in reading, you'll be that much nearer to expert status when it comes to tech.
Menurut alumni Universitas Surabaya (Ubaya) itu, play `Nyanyian Angsa` itu sengaja dipilih karena pementasan untuk penggalangan dana bagi rehabilitasi sekolah di desa-desa itu memang ingin menggugah kepeduliaan masyarakat. "Cerita dalam play `Nyanyian Angsa` itu memang mengangkat kemelut seorang pelacur perempuan yang mencari ketenangan batin setelah hidup dalam `kubangan`, namun masyarakat sekitar menolak kehadirannya," katanya. Akhirnya, pelacur itu pun sekarat dan tidak ada satu pun orang yang peduli. "Kami menampilkan cerita itu untuk memantik kepedulian kita kepada orang-orang yang hidupnya sebatang kara," katanya. Ia menambahkan aim akhir dari pementasan itu adalah pengunjung "Nyanyian Angsa" akan tersentuh untuk membantu pembangunan kembali sekolah di desa-desa yang "sekarat" dan tidak ada yang mau memperhatikan.(*)
Menurut alumni Universitas Surabaya (Ubaya) itu, play `Nyanyian Angsa` itu sengaja dipilih karena pementasan untuk penggalangan dana bagi rehabilitasi sekolah di desa-desa itu memang ingin menggugah kepeduliaan masyarakat. "Cerita dalam play `Nyanyian Angsa` itu memang mengangkat kemelut seorang pelacur perempuan yang mencari ketenangan batin setelah hidup dalam `kubangan`, namun masyarakat sekitar menolak kehadirannya," katanya. Akhirnya, pelacur itu pun sekarat dan tidak ada satu pun orang yang peduli. "Kami menampilkan cerita itu untuk memantik kepedulian kita kepada orang-orang yang hidupnya sebatang kara," katanya. Ia menambahkan aim akhir dari pementasan itu adalah pengunjung "Nyanyian Angsa" akan tersentuh untuk membantu pembangunan kembali sekolah di desa-desa yang "sekarat" dan tidak ada yang mau memperhatikan.(*)
No comments:
Post a Comment