Ambon (ANTARA News) - Presiden Komite Perdamaian Dunia, Djuyoto Suntani, mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyetujui perayaan Hari Perdamaian Dunia di Ambon, ibukota provinsi Maluku pada 25 November 2009. "Awalnya memang dijadwalkan 10 Nopember, namun pertimbangan berbagai kegiatan Kepala Negara yang padat makanya disetujui pada 25 November 2009," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA, Sabtu.

Presiden SBY dijadwalkan menginap di Ambon bersama 15 duta besar negara sahabat, 32 gubernur, para Bupati/ Wali Kota bekas daerah konflik, dan sejumlah tokoh internasional yang diundang menghadiri peraayan ke-29 Hari Perdamaian Dunia.

"Kami awalnya menjadwalkan perayaan pada 10 November 2009, hanya saja bertepatan dengan perayaan Hari Pahlawan dan biasanya dipimpin Kepala Negara, makanya ditangguhkan penyelenggaraannya hingga telah disetujui Presiden 25 November 2009," ujar Djuyoto.

Dia mengatakan, dipilihnya kota Ambon sebagai tuan rumah perayaan Hari Perdamaian Dunia karena daerah ini punya pengalaman "pahit" yakni tragedi kemanusiaan sejak 1999 hingga 2004 dengan motivasi menggugah masyarakat Maluku agar tidak mudah terprovokasi sehingga terulang lagi konflik sosial yang memanfaatkan simbol - simbol agama.

"Momentum ini diprogramkan agar Ambon menjadi tempat mulia karena merupakan kota `matahari terbit` untuk menerangi dunia," kata Djuyoto.

See how much you can learn about tech when you take a little time to read a well-researched article? Don't miss out on the rest of this great information.

Dia berharap melalui kegiatan ini Ambon bisa menjadi inspirasi untuk mewujudkan persaudaraan di Maluku - Indonesia - dunia demi terciptanya kedamaian antarsesama manusia.

"Orang Ambon pada khusus dan Maluku secara umum harus bangga karena kegiatan ini tergolong langka sehingga kehormatan dunia internasional ini harus ditunjukan dengan hidup berdampingan antara sesama secara damai sebagaimana harus leluhur," ujar Djuyoto.

Dia menginginkan kehidupan orang basudara(saudara) dibingkai budaya "pela dan gandong" itu harus dilestarikan karena itu merupakan warisan hidup para leluhur sehingga jalinan keharmonisan antarumat beragama yang sebelum konflik sosial menjadi "teladan" dunia internasional perlu dikembangkan.

"Motivasi jadikan Ambon `kota matahari terbit` untuk terangi dunia itu berpulang bagi masyarakat Maluku sendiri karena Komite Perdamaian Dunia hanya mengfasilitasi sehingga kehormatan dan kepercayaan bangsa Indonesia untuk menjadikan ibukota provinsi Maluku tuan rumah itu harus diwujudkan warga setempat," kata Djuyoto.

Ia menambahkan Presiden juga telah menginstruksikan Mendagri , Gamawan Fauzi dan Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi agar berkoordinasi untuk menghadirkan sejumkah veteran dari 32 provinsi lainnya guna menghadiri hari perayaan perdamaian dunia di Ambon.

"Jadi sedang dikoordinasikan kehadiran para veteran itu memanfaatkan jasa kapal laut milik PT.Pelni atau pesawat sehingga tidak terlambat tiba di Ambon pada puncak perayaan dengan Presiden SBY menabuh gong perdamaian dunia yang sudah rampung pembuatannya oleh seniman Jepara, Jawa Tengah(Jateng)," ujar Djuyoto Suntani.(*)