Semarang (ANTARA News) - Dinas Kesehatan Kota Semarang saat ini tengah menangani delapan kasus balita yang mengalami gizi buruk yang berasal dari berbagai wilayah di kota tersebut. "Delapan kasus gizi buruk itu sebenarnya kami temukan pada 2010, namun hingga kini belum selesai ditangani," kata Kepala Dinkes Kota Semarang, Niken Widyah Hastuti di Semarang, Senin.

Ia menyebutkan delapan balita itu, dua balita berasal dari Kelurahan Kalibanteng, sedangkan Gayamsari, Bendungan, Muktiharjo, Poncol, Bulu Lor, dan Ngaliyan masing-masing satu balita.

Tiga dari delapan balita yang mengalami gizi buruk tersebut, kata Niken, disertai pula dengan penyakit lainnya, seperti anemia, tuberkulosis (TBC), dan penyakit pernafasan.

Terkait kasus gizi buruk, ia menyebutkan sepanjang 2010 telah ditemukan sebanyak 39 kasus, dengan 34 kasus baru dan lima kasus lainnya merupakan sejak 2009 dan belum selesai ditangani.

"Kalau jumlah keseluruhan balita yang ada di Semarang sebanyak 112.972 anak, karena itu kami terus optimalkan penanganan terhadap delapan balita yang terkena gizi buruk ini," katanya.

Menurut dia, kasus gizi buruk umumnya ditemukan pada keluarga yang tergolong tidak mampu sehingga tak mampu memenuhi ketercukupan asupan gizi terhadap anaknya.

It's really a good idea to probe a little deeper into the subject of mobil keluarga ideal terbaik indonesia. What you learn may give you the confidence you need to venture into new areas.

Ia menjelaskan penanganan balita bergizi buruk memerlukan langkah komprehensif dan pemeriksaan pada kedua orang tua, agar pemulihan kondisi mereka bisa dilakukan lebih optimal.

"Orang tua pun perlu menjalani terapi, sebab ada balita yang menderita kelainan bawaan. Kami terus lakukan pendampingan dan berharap jumlahnya terus mengalami penurunan setiap tahun," kata Niken.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinkes Kota Semarang, Purwati mengatakan sebenarnya ada dua jenis gangguan gizi yang diderita oleh balita.

"Yang pertama adalah `Kwashiorkor edema` yang ditandai dengan pembengkakan pada seluruh tubuh dan kedua, `marasmus` yang ditandai dengan kondisi tubuh yang kurus kering," katanya.

Ia menjelaskan beberapa ciri balita yang menderita gizi buruk, yakni kulit kering keriput, kulit tanpa lemak, perut membusung, dan rambut seperti jagung.

"Kalau untuk penderita `kwarshiorkor edema`, biasanya ada bekas di tubuh setelah dipegang. Selain itu, balita penderita gizi buruk biasanya cenderung rewel dan cengeng," kata Purwati. (ZLS/KWR/K004)

Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com