Dumai (ANTARA News) - Gerombolan gajah liar terus meneror warga Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, bahkan merusak dan seolah menguasai perkebunan milik warga. Kepala Desa Petani, Rianto, saat dihubungi ANTARA dari Kota Dumai Senin mengungkapkan, aksi penyelamatan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) di 2010 lalu ternyata belum membuahkan hasil yang maksimal, pasalnya hewan bongsor itu masih saja berkeliaran di perkebunan milik warga.

"Justru dalam beberapa minggu terakhir kawanan gajah liar itu makin menguasai perkebunan warga. Tidak itu saja, mereka juga mengambil alih panen perkebunan terutama yang ditanami jenis buah-buahan seperti semangka, bengkuang, dan pisang," terang Rianto.

Kalau sebelumnya gajah sumatera datang ke perkebunan dua hari sekali, kata Rianto, kali ini kawanan hewan dilindungi itu masuk dan merusak perkebunan warga hingga dua kali dalam sehari.

"Rasanya kami sudah capek berbicara soal konflik gajah dan manusia di sini. Kami sudah melapor ke sana-sini, mulai dari tingkat kecamatan, bupati, bahkan gubernur. BKSDA pun bukannya semakin gencar dalam pengawasan, justru terus mengurangi personelnya," papar Rianto.

See how much you can learn about mobil keluarga ideal terbaik indonesia when you take a little time to read a well-researched article? Don't miss out on the rest of this great information.

Rianto bersama warganya berharap agar pemerintah memberikan perhatian serius atas masalah tersebut.

"Kita khawatir kesabaran warga habis. Dan jika ini terjadi, apakah manusia disalahkan jika harus membunuh hewan yang telah merusak dan membunuh manusia," katanya.

Penelusuran ANTARA, konflik antara gajah dengan manusia di Kabupaten Bengkalis, khususnya di Desa Petani, sudah berlangsung sejak enam tahun lalu dan telah merenggut puluhan korban di mana lima orang di antaranya meninggal dunia dengan kondisi mengenaskan.

Pada kasus ini, BKSDA telah berulang kali menerjunkan gajah penjinak dan beberapa perangkat untuk menghadang konflik tersebut, namun tetap saja tidak mampu meredamnya karena hingga sekarang kawanan gajah liar masih saja menunjukkan wujudnya di sejumlah pemukiman dan merusak perkebunan milik warga di Desa Petani.

(KR-FZR/D009/S026)