Seorang perempuan berdiri di depan baliho gambar Raja Arab Saudidi pinggir Makkah, Arab Saudi, Jumat (23/10).(ANTARA/MAHA EKA SWASTA)

polisi rahasia Saudi tampak bertekad memutuskan permintaan serupa sebelum menjadi besar"
Jeddah (ANTARA News) - Pihak berwajib Arab Saudi menahan beberapa aktivis yang mencoba membentuk partai politik pertama dalam negara kerajaan itu, kata sejumlah aktivis HAM, Sabtu. Negara pengekspor minyak dan sekutu Amerika Serikat itu memiliki paham negara monarki absolut yang tidak memberi toleransi terhadap segala bentuk perlawanan masyarakat, tidak melakukan pemilihan parlemen atau partai politik.

Kaum islami Saudi dan aktivis oposisi bulan ini meluncurkan partai politik bernama "Ummat Islam". Tantangan yang jarang terjadi pada pemerintah Saudi yang terinspirasi gelombang kerusuhan yang merubah rezim di Tunisia dan Mesir.

"Ada empat orang dalam tahanan sekarang. Lima ditahan, dua di luar negeri dan lainnya telah diinterogasi dan dibebaskan," kata Mohammad al-Qahtani, seorang aktivis berbasis di Riyadh dan kepala Asosiasi Hak Politik dan Sipil Saudi, yang mengikuti kasus tersebut.

Para pejabat di Direktorat Jenderal Penyidikan, badan pemerintah bidang penyelidikan, tidak segera memberikan komentar.

Human Rights Watch, LSM asal New York, meminta pembebasan bebrapa aktivis yang telah mengampanyekan kebebasan politik di Arab Saudi.

"Tekanan Saudi terhadap aktivitas politik ini tangkas dan total," kata peneliti Timur Tengah senior Human Rights Watch, Christoph Wilcke.

So far, we've uncovered some interesting facts about mobil keluarga ideal terbaik indonesia. You may decide that the following information is even more interesting.

"Pada saat rakyat di daratan Arab keluar di jalanan memohon kebebasan, polisi rahasia Saudi tampak bertekad memutuskan permintaan serupa sebelum menjadi besar," tambahnya.

Dalam jejaringnya, partai baru itu telah menyerukan pemilihan umum, kebijakan pemerintah yang lebih transparan dan pengadilan yang lebih independen.

Usaha pembentukan partai pernah terjadi sebelumnya tetapi kelompok ini adalah yang pertama kali melakukan pengumuman publik, kata para analis. Para anggotanya terdiri dari kaum intelektual Islami, pengajar, aktivis HAM dan pengacara.

Menurut banyak aktivis, pada 2007, Arab Saudi menahan kelompok yang menyerukan monarki konstitusional dan kebanyakan masih dalam tahanan.

Raja Abdullah yang keluar negeri untuk menjalani perawatan medis sejak November tahun lalu diperkirakan kembali ke Arab Saudi pekan depan. Para aktivis berharap dia akan mengumumkan sejumlah perubahan untuk mengurangi perlawanan di dalam negeri.

KR-IFB/M016

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com