Padang (ANTARA News) - Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan pada 2011 Indonesia menargetkan penurunan gas karbon dan emisi gas rumah kaca sampai 26 persen. "Meningkatnya suhu permukaan bumi akibat dari rusaknya lapisan ozon bumi, dan tingkatannya telah memprihatinkan. Jika kondisi ini dibiarkan, produksi gas karbon dan emisi gas rumah kaca akan mencapai 3,9 Gigaton pada 2020," katanya di Padang, Sumatera Barat, Senin.

Menteri Gusti Muhammad Hatta ketika memberi kuliah umum tentang `Kebijakan Nasional Pengelolaan Lingkungan Hidup` di Universitas Negeri Padang itu, mengungkapkan, meningkatnya emisi gas rumah kaca khususnya di Indonesia lebih utamanya disebabkan oleh berkurangnya jumlah pepohonan di daratan.

Pohon, kata dia,  merupakan salah satu penyerap gas karbon dan mengurangi efek dari gas rumah kaca tersebut.

Dampak dari meningkatnya produksi karbon dan emisi gas rumah kaca akan merambat pada ketidakteraturan iklim dan berdampak pula pada pergeseran musim di dunia, khususnya di Indonesia.

"Otomatis hal ini juga akan merugikan sektor perkonomian di Indonesia, karena banyak masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidup di sektor pertanian," ujarnya.

Dia juga mengatakan "hasil analisis menunjukkan, berkurangnya luas hutan menjadi faktor paling besar mempengaruhi perubahan iklim di Indonesia."

Lebih lanjut ia mengatakan, dari 26 persen upaya penurunan gas karbon dan emisi gas rumah kaca, 14 persen di antaranya dilakukan melalui reboisasi dan pencegahan menurunnya jumlah luas hutan secara signifikan.

It seems like new information is discovered about something every day. And the topic of mobil keluarga ideal terbaik indonesia is no exception. Keep reading to get more fresh news about mobil keluarga ideal terbaik indonesia.

Selanjutnya, enam persen upaya penurunan gas karbon dan emisi gas rumah kaca dilakukan melalui kebijakan untuk mengefisiensikan penggunaan energi yang tidak dapat terbarukan dengan konsep pembangunan rumah atau gedung yang banyak masuk cahaya, sehingga penggunaan listrik bisa dihemat.

Efisiensi penggunaan energi juga bisa dengan mengalihkan penggunaan kepada energi terbarukan (naturally source) dan memanfaatkan energi ramah lingkungan.

"Indonesia punya banyak potensi energi alternatif seperti Matahari dan panas bumi, hanya saja belum termanfaatkan seutuhnya," tamabahnya.

Tindakan efisiensi penggunaan energi tidak terbarukan ini  paling mudah dilakukan, katanya.

Enam persen lainnya adalah upaya penurunan dampak emisi gas karbon melalui pengolahan limbah domestik, limbah cair dan B3 (bahan berbahaya dan beracun).

Upaya ini, dilakukan dengan menerapkan kebijakan kepada perusahaan penghasil limbah pabrik untuk menetralisir atau mengolah hasil limbah hingga tidak mencemari lingkungan.
(KR-AH/M008)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com